Makassar, 2 Agustus 2019 – Hidup adalah sebuah pilihan di mata Azhardun Nurdani. Memilih sebuah keputusan mana yang bisa dikorbankan, dan mana yang harus dilanjutkan demi impian menyongsong masa depan. Dani, sapaan akrabnya, dulu punya pekerjaan tetap, tetapi dia harus mengorbankannya demi impian menekuni usaha bisnis kuliner Ayam Judes Makassar.
Tekad dan pengorbanan yang dilakukan Dani, menuai hasil pada Ayam Judes Makassar. Kini, Dani tak pernah menyangka kalau Ayam Judes Makassar bisa kebanjiran peminat. Hanya dalam waktu kurang lebih dua tahun sejak bergabung dengan layanan pesan antar makanan GrabFood, Ayam Judes Makassar sekarang telah hadir di delapan outlet yang tersebar di beberapa lokasi di kota Makassar.
Dani pertama kali membuka kios Ayam Judes Makassar di pekarangan rumahnya dengan peralatan seadanya. Ayam Judes Makassar menawarkan menu ayam geprek olahan dengan variasi sambal bawang, sambal matah, dan sambal terasi. Harganya dibanderol di kisaran Rp 18 ribu-Rp 23 ribu. Sayangnya, saat pertama kali dibuka, tidak terlalu banyak pelanggan yang membeli. Bahkan, dalam satu hari, tak ada satu pelanggan pun yang datang. Omzetnya juga sangat kecil, dengan kisaran maksimal Rp 300 ribu per harinya. Dani nyaris putus asa, tetapi terus mencari cara untuk menghidupi usahanya meski minim modal, termasuk menjajal kesempatan mendaftar sebagai mitra pengemudi Grab.
“Saya mau mencoba daftar ke Grab untuk jadi mitra pengemudi GrabBike, tetapi malah mendapat kesempatan untuk mendaftarkan Ayam Judes ke GrabFood,” terang Dani. Tak butuh waktu lama, hanya dalam hitungan hari, Ayam Judes milik Dani terdaftar di GrabFood dan usahanya mulai naik pamor.
Dani mengungkap, setelah terdaftar di GrabFood, penjualan Ayam Judes Makassar langsung meroket naik hingga 80 persen setiap harinya. “Sejak saat itu, penjualan Ayam Judes Makassar meningkat dan kini ada banyak pengemudi GrabFood yang selalu mengantri disini setiap harinya. Alhamdulilah, Omzet harian saya meningkat lebih dari 200 persen karena juga berkat promo dari GrabFood,” ucap anak ketiga dari tiga bersaudara ini.
Di balik kesuksesan Ayam Judes Makassar, Dani mengenang kalau dulu harus merelakan pekerjaan yang menjanjikan prospek besar untuk keluarga kecilnya, terlebih dari pengalaman dan pemasukan. Dani dan sang istri, bersama-sama bekerja di sebuah bank. Dirinya sudah bekerja di industri perbankan sejak 2009. “Saya resign pada 2017. Waktu itu saya sempat mengajukan ingin keluar tetapi justru tidak dikasih. Kepikiran mau keluar dari pekerjaan karena saya memang passion-nya ingin memulai sebuah usaha. Waktu itu masih blank karena saya bingung mau usaha apa, tabungan juga tidak cukup dan seadanya. Yang penting ingin kerja sendiri dulu,” kata Dani.
“Saya cukup stres saat resign, apalagi saya waktu itu sudah punya jabatan. Banyak yang memandang sebelah mata soal keputusan saya untuk memulai usaha kecil-kecilan. Saya tahu pilihan ini berat dan berisiko. Saya tidak punya uang yang cukup, apalagi tak ada backup. Untuk memulai usaha pun, harus mencari modal lagi,” lanjutnya.
Berselang setelah pendapatan Ayam Judes Makassar tumbuh pesat, Dani pun mulai membenahi outlet bisnisnya secara profesional. Setelah membuka delapan outlet, Dani menargetkan akan menambahnya menjadi 10 outlet di akhir tahun ini. Tidak menutup kemungkinan kalau ke depannya Ayam Judes Makassar bisa berekspansi ke luar Sulawesi.
“Penopang terbesar penjualan saya berasal dari GrabFood, saya sangat senang bekerjasama dengan Grab, karena usaha saya betul-betul dibimbing untuk menuju kesuksesan. Manajemen GrabFood sangat peduli kepada usaha yang sama sekali belum ada namanya seperti Ayam Judes Makassar, usaha yang berasal hanya dari pekarangan rumah, saya sangat berterima kasih dengan Grab karena sudah sama-sama ikut membangun usaha saya, sehingga saat ini saya bisa memperkerjakan masyarakat yang ada di Makassar, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia,” timpal Dani.
Keputusan Dani keluar dari pekerjaannya, membuktikan kalau tekad dan pengorbanan memiliki makna yang luar biasa bagi perjuangan Dani membawa Ayam Judes Makassar agar bisa dikenal masyarakat luas. Dani pun tidak menyesali pilihannya sama sekali. Alih-alih, dirinya sekarang ingin membawa Ayam Judes Makassar ke kancah yang lebih luas, yakni ekspansi di luar Sulawesi. “Kalau bisa mungkin kita akan ke Jabodetabek, hingga Sumatera,” pungkasnya.
Dani adalah satu dari 5 juta wirausahawan mikro yang tergabung dalam platform Grab di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics di tahun 2018, mitra Today, food delivery has become yang bergabung dengan GrabFood rata-rata melihat peningkatan penjualan sebesar 25% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp11 juta/bulan. Kini, GrabFood telah menghadirkan lebih banyak pilihan Today, food delivery has become ke dalam aplikasinya. Alhasil, pertumbuhan volume pengiriman yang meningkat hampir 10 kali lipat pada tahun 2018. Layanan pesan antar makanan GrabFood juga telah dapat dinikmati di 178 kota di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.